Thursday, November 15, 2007

JALAN PULANG

Filipi 2:1-4,12-16

Kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia
(Filipi 2:15)

Penulis Anne Lamott mengisahkan seorang gadis kecil berusia 7 tahun yang tersesat di sebuah kota besar. Dengan cemas anak itu berlari mondar-mandir di beberapa ruas jalan, mencari tempat yang ia kenal. Seorang polisi melihatnya, menyadari kesulitan anak itu, dan menawarkan bantuan. Anak itu masuk ke mobil, dan sang polisi menjalankan mobilnya pelan-pelan menyusuri daerah itu. Tiba-tiba si anak menunjuk sebuah gereja dan minta turun dari mobil. Ia meyakinkan polisi itu, "Ini gereja saya. Saya selalu bisa menemukan jalan pulang dari sini."

Banyak orang berpikir gereja adalah lembaga kuno yang tak lagi relevan dengan dunia modern. Namun, saya yakin gereja yang setia mengajarkan Alkitab dan mewartakan kabar baik keselamatan melalui Kristus benar-benar memberi apa yang semua kita butuhkan untuk "menemukan jalan pulang".

Apabila gereja kita menjalankan fungsi yang diberikan Allah, maka para jemaatnya akan dengan rendah hati melayani dan memerhatikan satu sama lain, saling mendorong untuk mengikuti teladan Kristus (Filipi 2:1-11). Kelompok jemaat ini, lewat kata-kata dan hidupnya, juga menjadi penunjuk jalan bagi dunia yang tersesat menuju Yesus. Mereka melayani "seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan" (ayat 15,16).

Gereja yang mengajarkan kebenaran tentang Kristus tak hanya relevan, tetapi juga sangat dibutuhkan dalam dunia kita ini. Gereja ini dapat menolong orang-orang dari sepanjang zaman untuk menemukan jalan pulang ke rumah mereka - VG

GEREJA MENOLONG ORANG TERSESAT MENEMUKAN
JALAN PULANG APABILA CAHAYANYA BERSINAR TERANG

Tuesday, November 6, 2007

Sahabat Sejati

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiriApa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatanmempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya... Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya..
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian..
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan.
Siapa yang berada di samping anda ??? Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ??Siapa yang ingin bersama anda saat anda tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABAT ANDA Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka. ** Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita **
bro walter mark mukis

Monday, November 5, 2007

hi.. miss you all there

im doing my project at semporna...

ready to dive.... 3-7 meter depth

im using digital camera underwater... taking my own picture


this is cultured coral...

red coral.... sale around 30-35 US dollar.. cultured underwater

hi... have are nice week there... bro will spend one more week here...

will met you all when i come back to kk...

Saturday, November 3, 2007

Bertatu atau Bertindik Salah dan Bukan Kristian?

Pernah satu ketika dulu saya ditanya kalau bertatu atau bertindik itu SALAH dan BUKAN KRISTIAN. Memang pada mulanya saya mengelak untuk berdialog mengenai isu ini kerana ia sangat peribadi dan bergantunglah kepada seseorang bagaimana dia menyesuaikan penampilan diri sesuai dengan imannya dan apa yang dia percaya tentang prinsip yang digariskan oleh Alkitab. Saya sudah selidiki dan saya yakin Alkitab sendiri pun tidak berkata SALAH atau tidak SALAH. Yang menariknya, ada beberapa prinsip yang kita boleh lihat supaya kita tidak lagi keliru dan sudah boleh membuat keputusan mana yang patut kita buat dan mana yang tidak.

Pengenalan

Bagi kebanyakkan pemuda-pemudi, ini telah menjadi satu tren yang semakin digemari. Ada pemuda-pemudi yang berkata bahawa tatu itu menunjukkan sikap kelelakian mereka manakala yang lain pula berkata bahawa ia merupakan satu seni dan salah satu cara bagaimana pemuda-pemudi mengekspresikan diri mereka. Dari subut alkitabiah, adakah ini benar?

Sebenarnya jawapan bagi persoalan ini tidaklah mudah. Perlu diingatkan bahawa bukanlah tujuan perbincangan ini untuk mengatakan bahawa mempunyai tatu dan menindik tubuh badan itu salah. Perbincangan ini diharapkan dapat membuka minda pemuda-pemudi supaya mereka dapat membuat keputusan yang bijak, sesuai dengan ajaran Kristian dan prinsip-prinsip tertentu yang telah digariskan oleh Alkitab. Sebelum itu, adalah perlu bagi kita untuk mengetahui secara ringkas asal-usul bertatu dan menindik tubuh badan.

Sejarah ringkas

Perkataan tatu itu sendiri berasal daripada perkataan atau bahasa Tahiti “tatu” atau “tatau” yang membawa maksud tanda atau lakaran. Menurut beberapa sumber, adalah dipercayai bahawa bertatu telah lama wujud iaitu sekitar 12,000 B.C. Tujuan bertatu adalah berbeza-beza daripada satu masyarakat kepada masyarakat yang lain. Bertatu mempunyai maksud ritual dan ada tradisinya yang tersendiri. Sebagai contoh, orang Yunani dahulu bertatu untuk tujuan pengintipan. Setiap pengintip mempunyai tatu yang berbeza-beza bagi menunjukkan pangkat mereka. Bagi masyarakat di Rom pula, penjenayah dan hamba abdi akan dikenakan tatu. Di kawasan yang dekat dengan kita iaitu di Pulau Borneo, makna bagi setiap ukiran tatu membawa pelbagai pengertian.

Pada masa dahulu sebelum kedatangan James Brooke ke Sarawak, seorang pahlawan Iban yang berjaya mengalahkan musuh (sehingga memancung kepala musuhnya) akan mengenakan tatu pada jarinya. Bagi masyarakat Polenisia pula, ukiran tatu yang berbeza-beza menunjukkan status dan identiti dalam sebuah masyarakat. Pada umumnya, bertatu merupakan satu praktik komuniti pagan yang memanifestasikan unsur-unsur budaya tersirat mereka. Di Miri, terdapat suku-suku tertentu yang mengenakan tatu. Namun, setelah menjadi Kristian dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka, bertatu atau bertindik tidak lagi digalakkan. Tatu yang ada pada tubuh orang-orang Kristian itu sendiri sudah tidak membawa maksud ritual yang tersirat berbanding sebelumnya. Oleh itu, adalah tidak adil bagi kita untuk mengarahkan orang-orang Dayak, misalnya, untuk menghapuskan semua tatu yang ada pada tubuh badan mereka kerana semuanya itu telah “dibereskan” oleh Tuhan Yesus Kristus melalui pertobatan mereka.

Ya atau tidak?: bertatu dan bertindik daripada perspektif Alkitab

Bertatu tidak dicatatkan secara langsung dalam Alkitab. Namun, ada beberapa ayat yang seolah-olah menyentuh tentang aktiviti menandakan sesuatu pada tubuh badan, seperti yang terdapat dalam Imamat 19: 28. Melihat kepada konteks ini, bertatu nampaknya dilarang kerana ia menunjukkan ketaatan kepada penyembahan behala. Jadi, Alkitab sendiri tidak pernah menggalakan mana-mana masyarakat untuk bertatu ataupun menandakan mana-mana bahagian tubuh mereka pada waktu itu.

Ada pemuda-pemudi yang berhujah bahawa bertindik tubuh badan (termasuk pada telinga dan hidung) ada disebutkan dalam Alkitab tetapi lebih daripada ini tidak banyak yang kita ketahui (Amsal 25:12 dan Keluaran 32:2). Menurut pemuda pemudi ini lagi, Alkitab sendiri tidak menyebutkan tentang salah atau benar mengenakan berbagai-bagai hiasan pada tubuh. Namun, pemuda-pemudi perlu menerokai ayat-ayat lain dalam Alkitab bagi mendalami isu ini. Sebagai contoh, 1 Petrus 3:3 mengatakan, “(P)erhiasanmu jangalah secara lahiriah, (i)aitu dengan (mengepang-mengepang) rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang (indah-indah) tetapi perhiasanmu ialah manusia (batiniah) yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari Roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah”.

Bagi sesetengah pemuda-pemudi pula, bertatu dan betindik adalah satu tren baru masa kini dan oleh yang demikian, tidak salah untuk diikuti. Bagi pemuda-pemudi ini, jika tren ini tidak diikuti, mereka akan dianggap sebagai “ketinggalan zaman”. Walau bagaimanapun, apapun tren atau budaya baru yang diperkenalkan, pemuda-pemudi mestilah merujuk kepada prinsip-prinsip seperti yang digariskan dalam Alkitab. Jika Aristotle, seorang ahli falsafah ulung Yunani memperkenalkan “Nicomachean Ethics” sebagai tatacara dan prinsip bagi seseorang individu dalam menjalani kehidupan seharian, Alkitab pula dengan jelas menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh pilihan Allah seperti Musa, Nehemiah, Daniel, Yusuf dan Tuhan Yesus Kristus sendiri diberkati kehidupan mereka kerana mengikuti prinsip-prinsip Alkitab. Oleh itu, pemuda-pemudi perlu menghayati prinsip-prinsip yang diberikan di bawah sebelum membuat keputusan sama ada hendak bertatu atau bertindik.

Prinsip yang pertama ialah kesederhaan atau kerendahan hati. Apabila kita mengenakan hiasan-hiasan seperti bertatu atau bertindik kita sebenarnya ingin menarik perhatian orang ramai supaya mereka melihat kepada kita. Apa kata Alkitab tentang hal ini? Filipi 2: 3 mengatakan, “(D)engan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari(pada) dirinya sendiri” Manakala 1 Petrus 5:5 pula mengatakan, “Demikianlah juga kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab Allah menentang orang yang congak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati”.

Prinsip yang kedua ialah menghormati serta sensitif kepada keadaan di sekeliling. Dengan kata lain, pemuda-pemudi mestilah sensitif dengan keadaan di sekeliling mereka yang terdiri daripada berbagai ragam dan sifat manusia. Bagi sesetengah masyarakat, bertatu dan bertindik adalah bukan merupakan sebahagian daripada budaya yang perlu dihayati Sememangnya benar bahawa kita mempunyai kebebasan untuk melakukan apa sahaja yang kita hendak lakukan. Tetapi kebebasan yang agak “keterlaluan” sehingga boleh menyebabkan orang lain menjadi “tersandung” adalah tidak sihat (1 Korintus 8). Jadi, pemuda-pemudi perlulah berfikir secara bijak sebelum membuat keputusan.

Prinsip yang ketiga ialah mentaati ibubapa, kerajaan yang memerintah, orang-orang tua and pemimpin-pemimpin yang lain serta mematuhi peraturan-peraturan tertentu yang telah mereka gariskan. Contohnya apabila berada di rumah, pemuda-pemudi hendaklah menghormati ibubapa mereka. Dan tindak-tanduk mereka setiap hari hendaklah menunjukkan mereka mempunyai sikap taat dan sopan terhadap ibubapa mereka. Apabila berada di sekolah ataupun di kampus, adalah menjadi kewajipan bagi pemuda-pemudi untuk menghormati guru serta pensyarah mereka dengan melaksanakan segala kerja-kerja sekolah dan tugasan yang diberikan. Perkara penting yang perlu dilaksanakan oleh pemuda-pemudi adalah mentaati pemimpin negara (Roma 13). Jadi, jika pemuda-pemudi mempunyai sikap mentaati seperti yang telah dibincangkan di atas, mereka sebenarnya sudah menunjukkan sifat seperti Tuhan Yesus Kristus. Tetapi ini tidak bermakna bahawa pemuda-pemudi hendaklah mentaati apa sahaja yang disuruh . Pemuda-pemudi boleh menunjukkan rasa tidak puas hati mereka dengan penuh rasa hormat dan sopan (1 Petrus 3: 15).

Prinsip yang keempat ialah berkenaan dengan tubuh kita sebagai “bait Allah” dan “tempat kudus” yang perlu dijaga dengan rapi dan baik. Oleh itu, segala tindakan seperti menggores tubuh, meletakkan besi-besi kecil di lidah, pusat, hidung, dan sebagainya adalah tidak sihat bagi kita orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Satu Korintus 6: 19 berkata, “Aku mengatakan hal ini secara manusia k(e)rana kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuh mu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuh mu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan”. Jadi, nampaknya agak jelas bahawa Alkitab sendiri pun sebenarnya tidak menggalakkan kita daripada mengubahsuai serta menokok-tambah apa yang ada pada tubuh kita.

Prinsip kelima ialah berkenaan dengan peranan kita sebagai saksi-saksi Tuhan Yesus Kristus. Adakalanya penampilan kita sendiri pun sudah menyebabkan orang lain menjauhkan diri daripada Tuhan Yesus Kristus. Dan kita tidak perlu menjadi seperti mereka yang bertatu atau bertindik dengan alasan untuk “menginjili” ataupun “melayani” mereka. Walau bagaimanapun, dalam konteks dunia yang serba moden ini, pemuda-pemudi perlu mencari strategi-strategi tertentu dalam melaksanakan pelayanan di kalangan pemuda-pemudi. Kita perlu kreatif dan pada masa yang sama berpegang kepada ajaran sebenar seperti yang digariskan dalam Alkitab. Walau apapun strategi-strategi yang digunakan, pemuda-pemudi perlulah menghayati apa yang dikatakan oleh 1 Petrus 3: 15, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggujawab(an) kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawab(an) dari(pada) kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”.

Kesimpulan

Sepanjang perbincangan kita sebentar tadi, kita telah melihat secara ringkas latarbelakang bertatu dan bertindik pada zaman sebelum kelahiran Tuhan Yesus Kristus lagi. Kita juga telah melihat bagaimana, setelah melalui berbagai transformasi, bertatu dan bertindik sudah menjadi satu tren atau fashion yang semakin popular terutamanya dikalangan pemuda-pemudi. Walaupun Alkitab tidak menyatakan secara langsung tentang bertatu atau bertindik, tetapi ia dengan jelas menggariskan beberapa prinsip yang seharusnya menjadi pegangan bagi setiap pemuda-pemudi. Kepada pemuda-pemudi yang bercadang hendak mengenakan tatu atau bertindik, prinsip-prinsip di atas hendaklah dihayati dan pemuda-pemudi perlulah membuat keputusan sebijak yang mungkin.

Arnold Puyok

Friday, November 2, 2007

RENUNGAN JUMAAT 2 NOVEMBER 2007

Yohanes 21:18-25

UBAT KEMARAHAN
Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,
itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku” (Yohanes 21:22)

Kita mungkin akan langsung menyetujui pernyataan bahwa "semua manusia diciptakan setara". Namun, kita tidak perlu waktu lama untuk menyedari bahawa kehidupan memperlakukan sebagian orang lebih baik daripada yang lain. Kita harus belajar menerima hal ini tanpa merasa marah.

Ketidakadilan hidup dapat terlihat dalam banyak segi kehidupan. Penyakit kanser pada tubuh seorang anak kecil, sementara para perokok dan peminum minuman keras tetap hidup sampai usia lanjut. Sebagian orang menikmati kesihatan yang bagus, sedangkan yang lainnya tidak. Sebagian orang tidak menderita cacat fisik, tetapi yang lain mengalami cacat yang parah. Sebagian orang bekerja dengan keras namun tetap hidup dalam kemiskinan, sementara yang lain dilahirkan kaya atau tampaknya selalu mendapatkan segala macam kesempatan.

Ketika Yesus memberi tahu Rasul Petrus bahwa ia akan gugur sebagai martir karena memperjuangkan imannya, Petrus kemudian bertanya apa yang akan terjadi dengan Yohanes. Tampaknya ia berpikir bahwa tidak adil kalau Yohanes tidak mati dengan cara yang sama. Namun, Yesus berkata kepada Petrus bahwa apa yang akan terjadi pada Yohanes bukanlah urusan Petrus. Itu sudah menjadi keputusan Allah. Tanggung jawab Petrus hanyalah mengikuti Kristus.

Apabila melihat orang lain membuat Anda marah terhadap ketidakadilan hidup ini, ubahlah fokus Anda. Pandanglah Yesus dan ikutlah Dia. Ketidakadilan hidup hanyalah bersifat sementara. Keadilan sempurna akan kita nikmati selamanya di dalam surga - H V

KEMARAHAN DATANG KARENA MELIHAT ORANG LAIN
KEPUASAN DATANG KARENA MELIHAT ALLAH
Dipetik dari renungan bulan november kidung.com