Oleh : Dr. Paul Gunadi
Mengapa Pada Umumnya Pria Lebih Mudah Jatuh Ke dalam Dosa Perzinahan Dibandingkan Dengan Wanita?
Secara rohani, pria dan wanita sama-sama berkesempatan untukjatuh ke dalam dosa perzinahan. Baik pria maupun wanita keduanyamempunyai "pintu" khusus di mana perzinahan akhirnya dapat menyelinap masuk. Bagi pria, salah satu pintu masuk yang umumadalah dorongan atau kebutuhan biologisnya, sedangkan bagi wanita,pintu masuknya ialah kebutuhan emosionalnya. (Sudah tentu ada pengecualian, mohon maaf karena saya terpaksa menyederhanakanpermasalahan ini). Dengan kata lain, pria bertindak masuk ke dosaperzinahan atas desakan kebutuhan biologis, bagi wanita dorongon untuk memenuhi kebutuhan emosionalnyalah yang kerap menjerumuskannya ke dosa perzinahan.
Acap kali seorang istri melibatkan diri dengan seorang pria lain karena kekosongan. Mulai dari kekosongan ini terbentuklah jalinan emosional dengan pria lain yang berhasil masuk dan mengisi kebutuhan emosionalnya. Tatkala kedekatan emosional sudah terjalin, langkah berikutnya adalah tindakan perzinahan itu sendiri.Berbeda dengan wanita yang biasanya jatuh karena kebutuhan emosional, ada beberapa faktor yang memudahkan pria jatuh ke dalam dosa perzinahan.
Pertama adalah faktor jasmani. Meski ada pria yang berzinah karenakebutuhan emosional, ada banyak pria berzinah secara sekadarnya, artinya tanpa ikatan emosional yang kuat. Secara anatomi kita bisamenyaksikan bahwa seksualitas pria bersifat agresif, kebalikkan dengansifat seksualitas wanita yang berciri pasif. Dari sudut pandang ini, kitadapat memahami bahwa sifat aktif mencari kepuasan seksual lebih menonjol pada pria dibanding dengan wanita. Sebagai tambahan perluSaudara ketahui, pada saat ejakulasi, pria mengeluarkan sekitar 100 jutahingga 400 juta sperma. Sebaliknya, wanita hanya memproduksi satu seltelur per bulannya. Saya kira, secara biologis pria memang lebih aktifdalam hal seks dibanding dengan wanita.
Berikutnya secara rohani. Pada umumnya pria mengatur perilakunyaberdasarkan pertimbangan rasionalnya. Hal ini bisa berakibat baik namun dapat pula berdampak buruk. Baiknya adalah, pria berpotensimengambil keputusan dengan matang, tidak secara tergesa-gesa.Buruknya, rasio pria bisa menguasai dan mengatur hati nuraninyasampai sedemikian rupa sehingga hal yang salah dapat menjadi benardi matanya. Secara kodrati wanita lebih peka terhadap rasa bersalahdibanding dengan pria. Ditambah dengan kekuatan rasio, pria sangatmampu mendominasi hati nuraninya sehingga pada akhirnya ia dapatpula memendam rasa bersalahnya. Ketiga dan terakhir, pria rentan terhadap perzinahan karena kekurang-mampuannya mengekspresikan kebutuhan emosionalnya secara verbal (melalui perkataan). Dalam keadaan tertekan, pria biasanya mengalami kesulitan mengutarakan kebutuhannya akan sentuhan dan penghiburan istri.
Singkat kata, pria cenderung menyalurkan tekanan hidupnya secara fisik. Penyaluran yang positif menyangkut kegiatan kerja atau olahraga, penyaluran yang negatif mencakup pemuasan seksual. Seks bersifat nikmat dan melegakan, dalam keadaan tertekan yang dibutuhkan adalah kelegaan. Jadi, dalam keadaan tertekan pria sangat rawan terhadap godaan seksual.
KESIMPULANNYA, baik pria maupun wanita bisa jatuh ke dalam dosa perzinahan. Kunci penangkalnya adalah hidup sehat baik secara jasmani, emosional, maupun rohani. Ketiga aspek ini perlu di jaga secara berimbang. Doa pemazmur yang tercatat di Mazmur 119 : 33 - 40 hendaklah menjadi doa kita senantiasa.
No comments:
Post a Comment